Revolusi Industri 4 di Bidang Pendidikan

Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia dimasa ini dan masa mendatang.

Istilah "Industrie 4.0" diangkat kembali di Hannover Fair tahun 2011. Pada Oktober 2012, Working Group on Industry 4.0 memaparkan rekomendasi pelaksanaan Industri 4.0 kepada pemerintah federal Jerman. Industri 4.0 adalah nama yang diberikan untuk tren otomatisasi dan pertukaran data saat ini dalam teknologi manufaktur. Ini termasuk sistem Cyber-fisical, Internet of Thing (IoT), Cloud Computing dan Cognitive Computing. ... Industri 4.0 memupuk apa yang disebut "pabrik pintar".

Masih teringat mungkin dibenak kita bagaimana Ojek Pangkalan bertransformasi menjadi Ojek Online, toko-toko kelontong dan penjual maupun pembeli beralih ke Online Shoping, Sekolah-sekolah konvensional beralih ke Home Schooling dan kelas-kelas bahkan sekolah Virtual, petugas-petugas loket toll yang tereliminasi oleh sistem E-toll, petugas-petugas ticketing bandara yang tergerus oleh kehadiran sistem mobile chekin / self-checkin / self-droping bagasi. Aplikasi Ruang Guru bentuk distrupsi fungsi guru yg kini berdampak pada keberadaan guru-guru konvensional dan bimbel-bimbel konvensional, aplikasi HaloDokter pun bentuk distruppsi yg akan berdampak pada keberadaan klinik-klinik umum.

Cepat atau lambat, siap atau tidak siap itu semua akan terjadi, tinggal kita memanfaatkan tantangan itu menjadi peluang atau tidak, karena kedepan begitu banyak profesi akan hilang tinggal sejarah dan akan berganti dengan proofesi-profesi baru yang mungkin belum pernah terbayangkan oleh kita.

Google, Microsoft dan raksasa IT dunia lainnya serta diikuti banyak perusahaan, sejak 2013 dalam sistem recruitmen karyawan sudah mengesampingkan Ijasah, asal perguruan tinggi pavorit dan Indek Prestasi cumloude atau tidak, yang dicari adalah tenaga siap pakai sehingga tidak harus dilatih ulang, memiliki kecakapan berfikir komputasi yang bagus dan mampu bekerja dalam tim maupun sebagai individual. Hal ini merupakan bentuk contoh disruptiv fungsi lembaga pendidikan.

Pertanyaan selanjutnya, Apakah kebijakan pendidikan kita saat masih relevan ? Apakah keberadaan sekolah dan universitas masih relavan ? Apakah pengetahuan yang didapatkan siswa/mahasiswa di sekolah/universitas masih relevan dan dapat bertahan tatkala dunia terus berubah ? Apakah cara mengajar guru/dosen masih relavan ?

Ajarkanlah apa yang dibutuhkan siswa untuk  mereka bisa hidup di zaman mereka, bukan sekedar mengajarkan apa yang guru bisa. Artinya guru harus selalu berinovasi dan berimprovisasi dan berkreatifitas dalam mengelola pembelajaran di kelas agar benar - benar dapat memberikan bekal bagi peserta didik tersebut.

Related

Tech 721221535051514209

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow us !

Hot in week

item