URUN REMBUK REVITALISASI SMK !
https://sma10kaltim.blogspot.com/2019/11/urun-rembuk-revitalisasi-smk.html
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya. (wikipedia,id)
Presiden Joko Widodo mendorong peningkatan angkatan kerja yang terampil dan berdaya saing. Untuk itu, perlu ada pembenahan sistem vokasi dengan melakukan reformasi pembenahan sistem pelatihan dan vokasi. Tugas yang cukup berat untuk bisa diemban oleh menteri baru yakni Mas Menteri Nadiem Makarim.
Revitalisasi SMK harus fokus pada output "Keterampilan Bekerja" dan outcome "Sukses Di Dunia Kerja" dengan melakukan beberapa langkah-langkah strategis, yakni :
1. Pola BLK patut dipertimbangkan dibawa atau di insertkan kedalam kurikulum SMK dengan model atau sistem blok pada praktik kurikulum dilapangannya.
Pola pendidikan di SMK yang terstruktur dan berjenjang serta padat membuat pengetahuan dan keterampilan yang diterima peserta didik tidak fokus. SMK perlu mempertimbangkan sistem blok atau semisal sistem SKS dimana untuk mapel-mapel produktif, siswa dapat mengambilnya pada kurun waktu tertentu dengan tuntas.
Misal untuk kompetensi design grafis atau masakan mandarin, sekolah harus merancang kompetensi tersebut dan mengajarkannya dalam waktu 1 minggu dengan diakhiri uji sertifikasi keahliannya. Jadi selama 1 minggu siswa hanya belajar bagaimana "design grafis" atau bagaimana membuat "masakan mandarin" dengan tuntas tanpa terpotong-potong oleh tuntutan kurikulum/mata pelajaran lainya.
Mungkin dengan pola 1 minggu blok dan 2 minggu kelas normal atau dengan pola lainya dengan mempertimbangkan kedalaman materi kompetensi produktif yang akan diajarkan atau harus dikuasai oleh siswa.
2. Konsep magang dilaksanakan dengan pola IN-ON-IN-ON untuk memperkuat kompetensi siswa agar selalu ada feedback atas pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan siswa dan yang harus dikuatkan oleh sekolah.
Magang tidak cukup sekali. Magang merupakan wahana untuk menguji kompetensi yang dimiliki siswa dilapangan, feedback dari lapangan diperlukan untuk proses perbaikan peserta didik tersebut khususnya dan pola pengajaran disekolah. Perlu kerjasama dengan DU-DI secara serius dan kontinyu.
3. Konten mapel Normatif dan Adaptif perlu disampaikan dengan pendekatan STEAM dan Project Based dengan basis mapel-mapel Produktif.
Mengingat SMK fokus pada kebutuhan dunia kerja, maka sudah sangat tepat jika mapel-mapel dikelompok normatif dan adaptif dilaksanakan dengan pendekatan STEAM dan Project dengan basis mapel-mapel produktif pilihan siswa masing-masing atau sesuai dengan jurusannya.
4. Integrasi ISTE Students Standard dan Framework 21st Century Learning secara utuh dalam proses pembelajaran di kelas (Target Outcome) untuk mempersiapkan siswa agar dapat hidup dizamannya.
5. SMK perlu membuat pos/bidang untuk "menangani alumni" dengan tugas disamping penyaluran kerja, juga melakukan updating/upgrading terhadap kompetensi alumninya, khususnya untuk bidang yang perubahannya cepat hingga mereka dapat kerja bahkan setelah mereka sudah mendapatkan kerja sekalipun. (purnajual jasa)
6. Kesempatan memperoleh Sertifikasi Keahlian dengan masa berlaku menyesuaikan validasi waktu keterpakaian pada bidang keahlian tersebut agar selalu ada update/upgrading menyesuaikan dengan kebutuhan kekinian.
7. Perlu ekstra selektif dalam membuka jurusan-jurusan yang tingkat kebutuhan pasar kerjanya rendah.
Perlu pula mempertimbahkan statistik jumlah lulusan keahlian tertentu pada beberapa tahun kedepannya, karena mungkin sebuah jurusan/prodi tertentu lagi tinggi tingkat kebutuhannya, namun saat siswa-siswi tersebut lulus jika disebuah daerah terdapat SMK yang membuka jurusan yang sama maka akan terjadi kelebihan tenaga siap kerja. Dinas perlu melakukan pengawasan terhadap hal ini.
8. Konsep pesantren dapat pula dipertimbangkan dalam model kurikulumnya, dimana pesantren mengajarkan karakter dengan ilmu agamanya, mengajarkan pengetahuan dengan ilmu alam dan ilmu sosialnya serta mengajarkan keterampilan dengan dagang dan kewirausahaanya. Jika ada SMA doble Track, mestinya ada SMK Triple Track bahkan SMK Multiple Track.
*Resume Diskusi Fathur Vs. Sutrianto
Fathur Rachim
Ketua Umum DPP AGTIFINDO
http://www.fathur.web.id/p/hubungi-kami.html
Presiden Joko Widodo mendorong peningkatan angkatan kerja yang terampil dan berdaya saing. Untuk itu, perlu ada pembenahan sistem vokasi dengan melakukan reformasi pembenahan sistem pelatihan dan vokasi. Tugas yang cukup berat untuk bisa diemban oleh menteri baru yakni Mas Menteri Nadiem Makarim.
Revitalisasi SMK harus fokus pada output "Keterampilan Bekerja" dan outcome "Sukses Di Dunia Kerja" dengan melakukan beberapa langkah-langkah strategis, yakni :
1. Pola BLK patut dipertimbangkan dibawa atau di insertkan kedalam kurikulum SMK dengan model atau sistem blok pada praktik kurikulum dilapangannya.
Pola pendidikan di SMK yang terstruktur dan berjenjang serta padat membuat pengetahuan dan keterampilan yang diterima peserta didik tidak fokus. SMK perlu mempertimbangkan sistem blok atau semisal sistem SKS dimana untuk mapel-mapel produktif, siswa dapat mengambilnya pada kurun waktu tertentu dengan tuntas.
Misal untuk kompetensi design grafis atau masakan mandarin, sekolah harus merancang kompetensi tersebut dan mengajarkannya dalam waktu 1 minggu dengan diakhiri uji sertifikasi keahliannya. Jadi selama 1 minggu siswa hanya belajar bagaimana "design grafis" atau bagaimana membuat "masakan mandarin" dengan tuntas tanpa terpotong-potong oleh tuntutan kurikulum/mata pelajaran lainya.
Mungkin dengan pola 1 minggu blok dan 2 minggu kelas normal atau dengan pola lainya dengan mempertimbangkan kedalaman materi kompetensi produktif yang akan diajarkan atau harus dikuasai oleh siswa.
2. Konsep magang dilaksanakan dengan pola IN-ON-IN-ON untuk memperkuat kompetensi siswa agar selalu ada feedback atas pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan siswa dan yang harus dikuatkan oleh sekolah.
Magang tidak cukup sekali. Magang merupakan wahana untuk menguji kompetensi yang dimiliki siswa dilapangan, feedback dari lapangan diperlukan untuk proses perbaikan peserta didik tersebut khususnya dan pola pengajaran disekolah. Perlu kerjasama dengan DU-DI secara serius dan kontinyu.
3. Konten mapel Normatif dan Adaptif perlu disampaikan dengan pendekatan STEAM dan Project Based dengan basis mapel-mapel Produktif.
Mengingat SMK fokus pada kebutuhan dunia kerja, maka sudah sangat tepat jika mapel-mapel dikelompok normatif dan adaptif dilaksanakan dengan pendekatan STEAM dan Project dengan basis mapel-mapel produktif pilihan siswa masing-masing atau sesuai dengan jurusannya.
4. Integrasi ISTE Students Standard dan Framework 21st Century Learning secara utuh dalam proses pembelajaran di kelas (Target Outcome) untuk mempersiapkan siswa agar dapat hidup dizamannya.
5. SMK perlu membuat pos/bidang untuk "menangani alumni" dengan tugas disamping penyaluran kerja, juga melakukan updating/upgrading terhadap kompetensi alumninya, khususnya untuk bidang yang perubahannya cepat hingga mereka dapat kerja bahkan setelah mereka sudah mendapatkan kerja sekalipun. (purnajual jasa)
6. Kesempatan memperoleh Sertifikasi Keahlian dengan masa berlaku menyesuaikan validasi waktu keterpakaian pada bidang keahlian tersebut agar selalu ada update/upgrading menyesuaikan dengan kebutuhan kekinian.
7. Perlu ekstra selektif dalam membuka jurusan-jurusan yang tingkat kebutuhan pasar kerjanya rendah.
Perlu pula mempertimbahkan statistik jumlah lulusan keahlian tertentu pada beberapa tahun kedepannya, karena mungkin sebuah jurusan/prodi tertentu lagi tinggi tingkat kebutuhannya, namun saat siswa-siswi tersebut lulus jika disebuah daerah terdapat SMK yang membuka jurusan yang sama maka akan terjadi kelebihan tenaga siap kerja. Dinas perlu melakukan pengawasan terhadap hal ini.
8. Konsep pesantren dapat pula dipertimbangkan dalam model kurikulumnya, dimana pesantren mengajarkan karakter dengan ilmu agamanya, mengajarkan pengetahuan dengan ilmu alam dan ilmu sosialnya serta mengajarkan keterampilan dengan dagang dan kewirausahaanya. Jika ada SMA doble Track, mestinya ada SMK Triple Track bahkan SMK Multiple Track.
*Resume Diskusi Fathur Vs. Sutrianto
Fathur Rachim
Ketua Umum DPP AGTIFINDO
http://www.fathur.web.id/p/hubungi-kami.html