MASIH PENTINGKAH SEKOLAH: MONTIR MOTOR LULUSAN SD RAKIT PESAWAT TERBANG
https://sma10kaltim.blogspot.com/2020/01/masih-pentingkah-sekolah-montir-motor.html
Haerul adalah warga kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan mendadak jadi tersohor dan viral lantaran kreativitasnya yang mampu merakit pesawat terbang jenis ultralight menggunakan mesin sepeda motor dan berhasil menerbangkannya setelah mengalami uji coba dan kegagalan beberapa kali. Untuk merakit pesawat jenis ultralight tersebut, Ia tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus dibidang pembuatan pesawat karena hanya menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD).
Dia adalah seorang montir motor dan dengan bermodalkan keahliannya di bidang tersebut ditambah dengan bimbingan video dari youtube dia mampu merakit pesawat dari barang-berang yang terbilang bekas dan konon hanya menghabiskan biaya kurang dari 35 juta dia telah berhasil mewujudkan mimpinya memiliki pesawat terbang pribadi.
Saya jadi teringat dengan kisah "Wright brothers" yakni Orville dan Wilbur dari North Carolina yang ditahbiskan sebagai penemu dan merupakan orang yang mampu membuat dan menerbangkan pesawat pertama dengan sukses di dunia pada 17 Desember 1903 dengan sistem kontrol aerodinamik. Ya,tetapi Wright Bersaudara tidak akan mengalami kesuksesan apa pun jika bukan karena kegigihan mereka setelah bertahun-tahun bereksperimen namun menghadapi kegagalan yang berulang-ulang dan seringkali menyakitkan. Kisah Wright bersaudara hanyalah contoh lain tentang bagaimana kegagalan dapat menyebabkan kesuksesan yang luar biasa.
Mungkin banyak yang bangga akan keberhasilan Haerul, namun mungkin juga tidak sedikit yang mencibir karena merasa mampu juga melakukan hal tersebut jika hanya merakit pesawat dari mesin motor. Terlepas dari itu semua, haerul telah menjadi pionir dan akan menstimulasi serta menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama.
Namun tulisan saya kali ini tidak akan fokus ke viralnya seorang montir motor lulusan SD (bahkan menurut beberapa sumber lainnya tidak lulus SD) mampu merakit dan menerbangkan pesawat yang dibuatnya. Tulisan kali ini kembali ingin "menggelitik" eksistensi lembaga pendidikan yang bernama sekolah bahkan universitas.
Dalam tulisan saya sebelumnya "EKSISTENSI INSTITUSI SEKOLAH : IJAZAH, KOMPETENSI DAN PROFESI DI ERA DISRUPSI" cukup banyak yang memberikan atensi baik yang pro maupun yang kontra. Tulisan tersebut hanya untuk membuka diskusi di ruang publik, syukur-syukur bisa "mempengaruhi" cara pandang serta paradikma baru dalam pembelajaran di sekolah bahkan universitas. Haerul adalah contoh kasus nyata yang secara tidak langsung merupakan paradoks mengenai kondisi dan fungsi lembaga pendidikan (sekolah dan universitas).
Jika montir lulusan SD saja bisa merakit pesawat terbangnya sendiri, bagaimana lulusan-lulusan perguruan tinggi yang ada saat ini ? Mungkin anda akan berkata bahwa sosok Haerul hanyalah pengecualian yang sedikit dan tidak bisa digeneralisir. Namun kita harus sadar juga bahwa Haerul bukannya tidak melanjutkan pendidikan, sebenarnya Herul melanjutkan pendidikan yakni di "Sekolah Alam", yakni tempat yang benar-benar telah menggembleng dia dengan kegagalan dan kegigihan untuk bangkit serta mewujudkan mimpinya, sekolah alam itu adalah "Bengkel" dimana dia bekerja.
Sejatinya, sekolah-sekolah dan universitas-universitas di masa depan tidak hanya fokus pada penyampaian konten pengetahuan karena BIG DATA dari mbah Google telah dapat menjawab hampir semua pertanyaan anda, sebagai contoh dari kasus diatas, Haerul belajar dari menonton Youtube dalam merakit pesawat.
Lembaga pendidikan yang bernama sekolah/universitas harus benar-benar dapat kembali menjadi kawah candradimuka yang menurut cerita pewayangan merupakan tempat dimana Gatot kaca di rebus oleh Batara Guru, sehingga memiliki tubuh kuat dan tulangnya sekeras besi, ototnya seperti kawat, kebal terhadap segala senjata dan dapat terbang tinggi di kayangan. Candradimuka juga dapat dimaknai sebagai cara untuk membuat seseorang memiliki karakter dan mental kuat dan berani serta berjiwa besar.
"Sekolah" mestinya menjadi tempat untuk menstimulasi tumbuh kembangnya kreatifitas yang harus dibiasakan hingga menjadi Habits, tempat untuk melatih critical thinking dan problem solving, tempat dimana "kegagalan" bukan hal yang tabu dan "kegagalan" dibentuk menjadi sebuah peluang dan keberhasilan, tempat untuk membentuk modal dasar dalam mewujudkan mimpi-mimpi peserta didk,
Keberadaan lembaga sekolah benar-benar harus ditata ulang dengan sentuhan inovasi, ujian hidup siswa di masyarakat bukan pilihan ganda yang bisa dijawab dengan opsi A, B, C, D atau E. Nilai yang tinggi dan tidak seharusnya hanya tipuan mata bagi siswa yang mungkin dapat menjadi motivasi disatu sisi namun bisa juga menjadi racun yang mematikan disisi lainnya, karena didalam kamus hidup anak-anak didik kita tersebut yang ada hanya kata "berhasil", sehingga tatkala sedikit saja mereka "gagal" di masyarakat langsung down dan runtuh secara mental/psikisnya. Sandiwara yang dimainkan guru/sekolah selama ini harus segera diakhiri, untuk itu perlu good Will yang kuat dan aksi berani serta outside the box dalam mengawal kebijakan tersebut dari pemangku kebijakan sekolah.
*UPDATE
Sekolah / Universitas sebagai sebuah lembaga pendidikan, sangatlah berbeda maknanya sekolah/bersekolah/belajar sebagai sebuah aktivitas. Memperoleh ilmu pengetahuan bisa dari manapun dan kapanpun, tidak harus di "sekolah".
Sekolah (menuntut ilmu) itu penting, namun di sekolah yang seperti apa dulu? Apakah disekolah anda saat ini tidak naik dan tidak lulus itu "haram"? Apakah nilai yang diberikan kepada siswa sudah sesuai dengan kompetensi nya? Apakah "haram" memberikan nilai dibawah KKM?
Dibanyak sekolah yang ada, peserta didik sangat imun terhadap kegagalan, tidak ada istilah tidak naik/tidak lulus, mereka hampir selalu tertipu oleh nilai tinggi yang diberikan dst. Dibenak mereka hanya ada kosa kata "Berhasil" dan tidak ada istilah gagal karena lembaga pendidikan lebih banyak fokus pada angka-angka yang penuh rekayasa.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus berubah, begitupun dengan gurunya.
Baca juga ....
http://www.fathur.web.id/2020/01/eksistensi-institusi-sekolah-ijazah.html?m=1
*UPDATE