MASIH PENTINGKAH SEKOLAH: MONTIR MOTOR LULUSAN SD RAKIT PESAWAT TERBANG


Haerul adalah warga kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan mendadak jadi tersohor dan viral lantaran kreativitasnya yang mampu merakit pesawat terbang jenis ultralight menggunakan mesin sepeda motor dan berhasil menerbangkannya setelah mengalami uji coba dan kegagalan beberapa kali. Untuk merakit pesawat jenis ultralight tersebut, Ia tidak memiliki latar belakang pendidikan khusus dibidang pembuatan pesawat karena  hanya menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD). 

Dia adalah seorang montir motor dan dengan bermodalkan keahliannya di bidang tersebut ditambah dengan bimbingan video dari youtube dia mampu merakit pesawat dari barang-berang yang terbilang bekas dan konon hanya menghabiskan biaya kurang dari 35 juta dia telah berhasil mewujudkan mimpinya memiliki pesawat terbang pribadi.

Saya jadi teringat dengan kisah "Wright brothers" yakni Orville dan Wilbur dari North Carolina yang ditahbiskan sebagai penemu dan merupakan orang yang mampu membuat dan menerbangkan pesawat pertama dengan sukses di dunia pada 17 Desember 1903 dengan sistem kontrol aerodinamik. Ya,tetapi Wright Bersaudara tidak akan mengalami kesuksesan apa pun jika bukan karena kegigihan mereka setelah bertahun-tahun bereksperimen namun menghadapi kegagalan yang berulang-ulang dan seringkali menyakitkan. Kisah Wright bersaudara hanyalah contoh lain tentang bagaimana kegagalan dapat menyebabkan kesuksesan yang luar biasa.

Mungkin banyak yang bangga akan keberhasilan Haerul, namun mungkin juga tidak sedikit yang mencibir karena merasa mampu juga melakukan hal tersebut jika hanya merakit pesawat dari mesin motor. Terlepas dari itu semua, haerul telah menjadi pionir dan akan menstimulasi serta menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal yang sama.

Namun tulisan saya kali ini tidak akan fokus ke viralnya seorang montir motor lulusan SD (bahkan menurut beberapa sumber lainnya tidak lulus SD) mampu merakit dan menerbangkan pesawat yang dibuatnya. Tulisan kali ini kembali ingin "menggelitik" eksistensi lembaga pendidikan yang bernama sekolah bahkan universitas.

Dalam tulisan saya sebelumnya "EKSISTENSI INSTITUSI SEKOLAH : IJAZAH, KOMPETENSI DAN PROFESI DI ERA DISRUPSI" cukup banyak yang memberikan atensi baik yang pro maupun yang kontra. Tulisan tersebut hanya untuk membuka diskusi di ruang publik, syukur-syukur bisa "mempengaruhi" cara pandang serta paradikma baru dalam pembelajaran di sekolah bahkan universitas. Haerul adalah contoh kasus nyata yang secara tidak langsung merupakan paradoks mengenai kondisi dan fungsi lembaga pendidikan (sekolah dan universitas).

Page : 12 Next

Related

STEAM : SEBUAH PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 (STEM / STEMA)

STEAM merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, Arts, and Math. Namun jika diurut berdasarkan sejarah masuk dan bergabungnya "Arts" maka akronim yang tepat adalah STEMA. Pilihan akronim...

GURU PENGGERAK 4.0 : DISKUSI MERDEKA BELAJAR BERSAMA INDRA CHARISMIADJI !

Komunitas "Guru Penggerak 4.0" pada hari Rabu, 5 Februari 2020 bertempat di channel telegram Guru Penggerak Merdeka Belajar dengan alamat http://t.me/gurupenggerak berhasil mengundang dan menghadirka...

PENGGANTI UN : ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM) 2020 (PART-1)

Menindaklanjuti arahan Presiden RI untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menetapkan empat program pokok kebijakan pe...

Posting Komentar

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow us !

Hot in week

Hot in week

item