Kamis (21/5), SMAN 10 Samarinda yang kini dikepalai oleh bapak Sutrisno, M.Pd. mendistribusikan paket bantuan sosial kepada siswa terdampak ekonomi Covid-19 yang berada di sekitar sekolah.Terima...
Mari kawan-kawan kita simak bersama, adakah desa/kecamatan pada kabupaten/kota anda yang masuk dalam Daerah Khusus Berdasarkan Kondisi Geografis yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebuday...
Mandikbud melakukan Open House hari ke-2 melalui group Telegram HIPPER dengan alamat https://t.me/gurupenggerak pada hari Minggu, 28 Juni pukul 20.00 WITA dengan tema sederhana yakni "Apa itu 4C...
"Literasi" meskipun bukan barang baru namun beberapa waktu belakangan menjadi viral dan sering diperbincangkan, sampai dibuat Kelompok Kerja (POKJA) dan Satuan Tugas (SATGAS) Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai bagian dari implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Sebenarnya Al-Qur'an pun telah menyitir tentang hal ini (literasi) ribuan tahun yang lalu dengan turunnya surah "Al-'Alaq" yakni perintah untuk "Membaca" yang tidak sekedar membaca. Didalam portal Wikipedia, secara tradisional, literasi adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tertulis secara aktif dan pasif atau kemampuan untuk "membaca, menulis, mengeja, mendengarkan, dan berbicara".
Literasi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan seseorang dalam mengolah, memahami serta menggunakan sesuatu informasi. Padanan katanya yang paling kekinian adalah “mel’ek” atau “cakap”.
Didalam framework kecakapan abad 21 (P21-battelleforkids.org) disebutkan beberapa literasi (standar) yang harus dimiliki oleh peserta didik diantaranya Literasi Keuangan, Ekonomi, Bisnis, Wirausaha, Kewarganegaraan, Kesehatan, Lingkungan, Informasi, Media dan TIK.
Sayangnya Literasi masih dimaknai secara sempit yakni "membaca" oleh banyak pihak sehingga sejak bergulirnya program ini (GLN/GLS) lembaga pendidikan (sekolah) masih banyak fokus kepada "membaca" seperti kegiatan pembiasaan "membaca buku no-teks pelajaran selama 15 menit" sebelum memulai pelajaran. Namun yang disayangkan adalah "membaca" buku teks pelajaran yang wajib saja masih belum maksimal, padahal porsinya sangat banyak, hal ini dibuktikan dari hasil formatif assesment. Dan menurut penelitian, membaca dengan model tersebut (pembiasaan 15 menit membaca) malah dapat menurunkan motivasi membaca itu sendiri dalam diri siswa.
Garis khatulistiwa atau ekuator merupakan sebuah garis imajinasi yang berada diantara dua kutub dan paralel terhadap poros rotasi planet. Garis khatulistiwa ini membagi Bumi menjadi dua bagian yakni b...
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim atau lebih dikenal dengan sapaan "Mas Menteri" telah mengeluarkan Surat Edaran atau Siaran PERS Nomor: 408/sipres/A5.3/XII/2019 tentang penetapan Empa...
Laporan PISA 2018 ini menyajikan survei internasional yang komprehensif dan ketat tentang pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan siswa yang mencakup membaca, matematika dan sains, dengan fokus u...