GURU PENGGERAK 4.0 : PENDEKATAN STEAM BERSAMA INDRA CHARISMIADJI (STEM/STEMA)
https://sma10kaltim.blogspot.com/2020/02/guru-penggerak-40-pendekatan-steam.html
Komunitas "Guru Penggerak 4.0" pada hari Selasa, 11 Februari 2020 bertempat di channel telegram Guru Penggerak Merdeka Belajar dengan alamat http://t.me/gurupenggerak berhasil mengundang dan menghadirkan tokoh sekaligus pengamat pendidikan dan pembelajaran abad 21 yang fenomenal sekaligus kontroversial sebagai tamu dalam diskusi online tersebut. Tema yang diangkat kali ini adalah "Pendekatan STEAM Dalam Pembelajaran" yang diikuti lebih dari 1000 peserta secara daring/online yang berasal dari unsur guru lintasa jenjang, kepala sekolah, pengawas, dinas, dosen serta umum.
STEAM mungkin masih cukup asing di pendengaran guru-guru Indonesia, mereka masih terbatas mengetahui dan memahami STEM sebagai sebuah model dalam pembelajaran mata pelajaran SAIN, padahal STEAM sendiri secara global sudah banyak diadaptasi di banyak negara-negara maju di dunia sebagai lompatan atas model STEM yang pernah ada. Untuk itu diskusi yang di moderatori Fathur Rachim dari AGTIFINDO.OR.ID sangat menarik untuk disimak dan diikuti yang dalam dalam tulisan kali ini akan disajikan hasil diskusi tersebut dalam format Q/A.
Apa sih sebenarnya STEAM itu pak ?
Indra Charimiadji: STEAM itu sedang tren diseluruh belahan dunia! STEAM dianggap sebagai pembelajaran yang paling tepat untuk menghadapi tantangan di era industri 4.0. Ada yang tahu kenapa? Fathur Rachim:STEAM sedang tren di seluruh dunia ? Ko di Indonesia STEAM belum se-trend STEM ya pak ? Audien:Paling sesuai dengan kebutuhan kompetensi abad 21, utamanya pekerjaan pekerjaan abad 21 Karena STEM mengutamakan/memerlukan soft skill Apakah Indonesia bisa maju dengam STEAM saja, bagaimana dengan STREAM atau apa namanya yg juga ada Religius nya? Karena STEAM mengasah skill yang diperlukan di era rev 4.0 Indra Charimiadji:Seperti apa pekerjaan abad 21 itu? Audien:
Jika soft skill, maka nilai-nilai spritual dan sosial tidak dapat diabaikan. Tuntutan Era kemajuan teknologi yang sangat mengandalkan kreatifitas. Artificial Intelligence, Software Engineer, Saintist, Analyze and Big Data yang memerlukan keputusan cepat.
Karena dengan memadukan STEAM dalam pembelajaran terjadi proses pengetahuan dan keterampilan yang terpadu antara Sains Teknologi Engineering Arts dan Mathematics. Ini dianggap cocok dengan era 4.0 Karena di dalam proses tersebut skill peserta didik secara komprehensif akan terasah. Konsep dasar penerapan STEAM sangat sesuai dengan karakter siswa-siswi saat ini. Perubahan paradikma berpikir harus turut mengalami perubahan Indra Charimiadji:
Ingat materi saya yang ini?
Audien:
Mungkin karena dalam proses nya perlu EDP (Engineering Design Process)
Konsep ini secara sistematik mendorong siswa belajar tanpa pressing guru karena dalam praktiknya sudah diminati siswa Untuk penerapan STEM disekolah masih perlu kajian yg mendalam, karena penerapan STEM tidak semudah yang kita bayangkan dengan teorinya. Yang saya takuti adalah minat siswa ini untuk mengeksplor diri sendiri... Apalagi untuk sekolah pinggiran Indra Charimiadji: Apa yang diharapkan agar anak-anak kita bisa survive dimasa mendatang? Audien:
Peserta didik harus memiliki keterampilan Indra Charimiadji: Mereka harus menjadi apa?
Audien:
Mungkin harus fokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari hari yang nyata secara profesional
Pentingnya guru mendesain pembelajaran yang memotivasi siswa utk berani mengeksplore diri Terampil memadupadankan ilmu memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara-cara yang "terhormat" untuk tujuan kemanusiaan. Pencipta bukan pemakai Linimasa Kehidupan Bermasyarakat nomor 4.0 Indra Charimiadji: Nah ini mantul sekali jawabannya 👏👏👏👏 Mereka harus menjadi pencipta Audien:
Jadi Problem solver yang cepat, tepat dan benar Arts adalah seni dalam hidup. Siswa harus menemukan dirinya siapa. Lalu meningkat bisa berperan apa Melalui STEAM harapannya siswa kita mempunyai pengalaman dalam memecahkan masalah, dan mencari solusi sehingga mereka dapat menciptakan sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan nya. Produsen, Leader, Inisiator Bagaimana menggerakkan siswa sebagai pencipta ? Berbasis masalah mungkin? Dari pengalaman-pengalaman yang dirancang melalui pembelajaran tersebut siswa menjadi terbiasa menciptakan sesuatu yang lebih inovatif dan kreatif lagi. Sehingga di masa mendatang mereka bukan hanya penonton dan pemakai lagi melainkan menjadi seorang pencipta. Untuk mengajarkan STEM/STEAM/STREAM diperlukan perubahan total paradigma guru. Perlu gerakan masif, terstruktur dan sistematis. Indra Charimiadji: Segala ciptaan manusia pasti ada unsur SAINS, TEKNOLOGI, REKAYASA (ENGINEERING), SENI, dan MATEMATIKA
Audien:
Baiknya mungkin pak indra dulu yang menyajikan konsep STEAM ini ya, baru direspon!
Indra Charimiadji: Nanti saya akan jelaskan bedanya STEM, STEAM, STREAM, dll ya. Jadi intinya kenapa konsep STEAM ini muncul karena dasarnya semua ciptaan manusia ada unsur itu semua. Dahulu, tahun 2006-an saat STEM pertama kali muncul, konsepnya adalah Inovasi, tapi karena orang merasa STEM terlalu eksakta maka ditambahkan menjadi STEAM biar ada Seninya. Tapi intinya sama, yakni keilmuan yang terintegrasi bukan parsial STREAM juga sama Rnya ada yang menyebutnya Reading namun ada juga yang menyebutnya Religion, tapi intinya adalah ilmu yang terintegrasi. Lalu belajarnya bagaimana? Ini contoh pembelajaran STEAM Makerspace
Fathur Rachim: Jika semua akronim (STEM/STEAM/STREAM) itu sama yakni (integratif) tidak parsial, Apa tidak cukup STEM saja ? karena udah terlanjut familiar dengan STEM.... toh sama saja.... Indra Charimiadji: Itu memang tergantung setiap negara sih. Di Indonesia sendiri belum ditentukan akronim mana yang dipakai. Saya pribadi suka STEAM karena unsur Arts-nya tidak hilang... Yang ini STEAM Computer Science, STEAM Robotika.... Fathur Rachim: Ada apa dengan ARTS pak? toh sudah ada pelajaran seni yg menangani itu.... Biar STEM fokus pada Sains nya?
Indra Charimiadji: Tapi Pak, biar nggak kaku banget, terdengar seperti anak IPA banget ....
Fathur Rachim: Wah, berarti STEAM banyak dong pak macamnya ? Indra Charimiadji: Buanyak banget Fathur Rachim: Waduh ... pembedanya dimana nih pak, berarti ada STEAM Kimia, STEAM Fisika, STEAM IPA, STEAM Sejarah begitu pak ? Indra Charimiadji: Bahkan ada STEAM Cooking dsb... Intinya jika itu sebuah inovasi atau karya cipta otomatis itu STEAM Fathur Rachim: OK, pak, jika demikian, bagaimana design pembelajarannya (RPP) nya ? Pa, boleh titip pertanyaan ada info tentang STEAMM (where the second M is for Medicine) lalu ada STREAM, apakah ini relevan dg tema hari ini ? Indra Charimiadji: Hehehe ini akan terus ada orang yang nambah-nambahin Pak. Termasuk akronim STREAM Fathur Rachim: 😄hehehee... karena pengen bidangnya masuk juga kali pak... karena ARTS saja boleh masuk, kenapa yg lain tidak boleh!
Indra Charimiadji: Makanya Pak biar gampang kita pahami saja konsep dasarnya dulu. Karena pasti pada minta ditambah Jadi untuk mempermudah pemahaman jika itu adalah sebuah karya maka otomatis ada unsur-unsur yang terintegrasi tidak mungkin sebuah karya hanya matematika saja, atau sains saja, atau rekayasa saja
Ini STEAM semua Fathur Rachim:Kemudian pada STEM kita mengenal istilah Engineering Design Process (EDP) , apakah hal ini juga ada di STEAM? Atau EDP ini contohnya pada video pertama yg bapak share tentang STEAM makerspace... Indra Charimiadji:Itu istilah saja Pak, tapi konsep dasarnya ya sama. Itu kan membahas proses rekayasa. Sama dengan Computational Thinking dan Design Thinking. Audien:
Bisakah satu mapel menerapkan STEAM tapi mata pelajaran lain tidak? Apakah STEAM membutuhkan RPP dan Silabus? Apakah STEM juga bisa diterapkan pada Matematika pak? Indra Charimiadji: Maksudnya bagaimana Pak? Kalau lihat contoh PBL diatas kan semua mapel bisa.
Audien:
Untuk pembelajaran bahasa, misal poem, song di mana letak unsur Mathematic-nya?
Apakah semua mapel bisa di STEAM kan? Seperti apa design prosesnya? Indra Charimiadji:Berapa kata, berapa alinea, berapa halaman, itu matematika semua Audien:
Sekolah belum menerapkan sistem STEAM, tapi saya sebagai guru mapel ingin menerapkan sistem STEAM, Apakah bisa?
Sangat menarik, mungkin bisa diberi contoh pak mulai dari perencanaan awal hingga evaluasi dalam PBM 🙏 Indra Charimiadji: Apakah semua mapel bisa buat VLOG, BLOG, aplikasi seperti contoh PBL diatas? Kalau ya berarti jawabannya iya.
Audien:
Sedikit mengemukakan pemahaman saya tentang STEAM. Karena saya guru mapel matematika, untuk melakukan proses pembelajaran STEAM saya bisa berkolaborasi dengan mapel lain misalnya seni, biologi, kimia, ekonomi Yang d sesuaikan dengan Kompetensi Dasar dari mapel terkait project yang d lakukan. Begitukah?
Indra Charimiadji: Bisa dong Nah, ini yang paling pas implementasinya Audien:
Artinya dalam pembelajaran denan STEM bisa menggandeng mapel lainnya Semua mapel bisa berkolaborasi.. Peran art atau seni menghilangkan penghambat ide. Focus pada proses yang membantu mengarah inovasi.. Indra Charimiadji: Nah STEM itu nama kerennya tematik Ini yang gampanya. Karena sebenarnya tidak bisa dipecah lagi kalau STEAM yang bener
Audien:
Artinya Kita dapat menggunakan model pembelajaran terpadu nya Fogarty? Untuk matematikanya mungkin focus spesial ke geometry kali pak😊 STEAM sebenarnya terletak pada pembelajaran inkuiri Membantu mengasah kecerdasan visual... Keren sih tidak kaku seperti STEM Indra Charimiadji:Tidak hanya inquiry
Audien:
Melihat video diatas, STEAM itu komplit ya, ada Inquiry, Problem Based dan Project Based Learning
Kami dijenjang SD belajarnya tematik. Berarti selama ini pembelajarannya sudah STEAM, begitukah pak Menurut saya STEAM tidak hanya inkuiri tapi bisa juga melalui problem based atau project based atau bahkan model lain yang sesuai Indra Charimiadji: Kalau kita sudah implementasikan STEAM sebaiknya jangan dicari lagi mana sainsnya, mana teknologinya, mana seninya, mana matematikanya, karena itu sudah satu senyawa Audien:
Saya yakin STEAM atau STEM akan terus berkembang seiring dengan dihapuskanya UN, tahun-tahun sebelumnya pembelajaran STEAM di kelas di bekam oleh ketakutan guru dan skolah akan nilai UN sehingga drill soal erus dilakukan oleh guru Apakah dalam pembelajaran dengan STEM itu pasti menghasilkan sebuah karya pak? Sangat menyenangkan belajar dengan STEM, STEAM. Sepertinya membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai ya pak. bagaimana sekolah pinggiran bisa mengapilkasikannya pak
Betul saya setuju guru lebih banyak dihantui oleh ketakutannya Akan nilai akhir Indra Charimiadji: Yang kurang adalah pemanfaatan teknologinya Nggak juga. Coba lihat list PBLnya diatas Audien:
Saya sebagai guru agama sangat tertarik dengan STEAM ini sehingga diharapkan agama menjadi core yang memberi ide untuk berkreasi seperti para ulama terdahulu yang mumpuni dalam berbagai bidang keahlian Indra Charimiadji: Nah sekarang saya akan share dokumen terpenting dalam pendidikan STEAM. Framework atau Kerangka Kerjanya
Dokumen ini dibuat oleh New York Academy of Sciences
Audien:
Apakah teknologinya harus digital pak?
Dan masih ada guru yang menganggap mata pelajarannya lebih penting ketimbang mata pelajaran lain. Indra Charimiadji: Kita lihat tujuan akhir atau target yang ingin dicapai dengan pendidikan STEAM bukan materi apa tapi soft skills dari A1-A7 dan B1-B5 Jadi sudah tidak penting lagi konten atau materi karena bukan itu KD dari STEAM Desain pembelajaran saya rasa cukup jelas dan implementasi Audien:
Kita Masih berbasis KD Kan? Matematika dengan pendidikan STEAM sepertinya menarik, kira2 kendala awal beradaptasi dengan pendidikan STEAM apa saja Pak? Solusi nya juga apa? 😁 Apakah KD nya spt yang tercantum pada kelompok keterampilan pokok yg diatas pak
Indra Charimiadji: Makanya belum STEAM Contoh Assesment untuk soft skillnya, pak? Kalau STEAM orentasinya bukan materi melainkan soft skills berarti ke depan banyak guru mapel yg tidak berfungsi ya pa, sejalan dwngan kebijakan mas mentri dengan AKM Fathur Rachim: Jadi kesimpulannya, BUKAN KD/Materi yg penting karena ITU semua hanya TOOLS untuk mengantarkan siswa bisa memperoleh soft skill A1-A7 dan B1-B5 ?
Audien:
Mohon maaf Pak, bertanya sedikit, pembelajaran STEAM apakah bs dikatakan belajar kontekstual digital, trims KD dalam Kurikulum kita sudah semestinya dirancang integratif ya sehingga steam ini lebih mudah dilaksanakan dan akan lebih komprehensif dan lebih mudah merubah pola pikir kita yang ego mapel atau topik selama ini Waah guru yang tidak mau berubah pasti akan tergantikan Indra Charimiadji: Kontekstual dan digital, kurang lebih begitu Pak Bukan cuma teori yang tidak tahu apa manfaatnya
Audien:
Apakah dalam pembelajaran kreatif bisa dipadukan dengan STEAM, sedangkan dalam pembelajaran kreatif peserta didik diharapkan dapat menemukan hal yang lain. Indra Charimiadji: Kalau STEAM otomatis kreatif Pak Semua mapel bisa di STEAM-kan
Audien:
Bisa ditampilkan vidip pembelajaran steam sederhana yang implementatif Indra Charimiadji: Yang saya share sederhana semua
Audien:
STEAM berbasih project sehingga memerlukan beberapa pertemuan? Bagaimana implementasi Arts secara konkrit dalam STEAM inj ya? Bagaimana cara mengatasi kendala budaya STEAM pada sekolah kita saat ini yang masih tetap fokus pada angka nilai US dan UN pak atau nilai rapor Indra Charimiadji: Kalau sudah jadi projectnya otomatis ada seninya. Jangan berpikirnya parsial lagi. Bingung malah Ini yang harus segera diubah. Evaluasinya era baru Evaluasi STEAM
Audien:
Pembelajaran berbasis STEAM software apa saja yg biasa digunakan ? Indra Charimiadji:Semua bisa digunakan Pak, tidak ada batasan
Disadur dari Diskusi "Pendekatan STEAM" di group telegram Guru Penggerak.
Dan untuk memperkaya informasi bagi bapak/ibu mengenai STEAM berikut saya berikan link https://www.fathur.web.id/2020/02/steam-sebuah-pendekatan-dalam.html
Bagus sekali, namun instrumen hrs jelas, tdk menambah beban administrasi bpk ibu guru,hrs ada penataran berkesinambungan, didaerah daerah
BalasHapus