MENGULIK ESENSI RPP (DAILY ACTION PLAN) NADIEM MAKARIM !

Format "RPP Satu Lembar" sebagai sebuah kebijakan baru Mas Menteri guna meringankan beban administrasi guru yang telah beredar semua baik . Yang paling penting adalah efesien, efektif dan berorientasi peserta didik.

Berhubung kecepatan belajar tiap siswa atau tiap rombel dalam satu sekolah berbeda, maka mestinya RPP antar kelas yang satu dengan kelas yang lain pun dibuat berbeda.

Karena itulah RPP (daily action plan) dibuat sesederhana mungkin dan dibuat saat/ketika akan mengajar dengan memperhatikan catatan ketercapaian daily action plan SEBELUMNYA mengingat tidak setiap rencana aksi guru dikelas berjalan sesuai RPP.

Jangan sampai RPP Satu Lembar, hanya fokus pada jumlah lembar, fokus pada model, fokus pada item RPP dan melupakan NOTE dan Reflection.

Guru perlu "brainwashing" terlebih dahulu tentang paradigma RPP Harian, Mingguan, Bulanan, Semester, by Subject, by Material or by Topic. Ada analogi rencana tahunan/semester yang tergambar pada silabus, RPP SATU LEMBAR merupakan analogi rencana harian yg sangat dinamis. Mungkin kita perlu mendudukkan dulu mana Action Plan, mana Lesson Plan dan mana yang Unit Plan. Yang jelas kesemuanya itu adalah RENCANA dan terkadang perlu di RENCANAKAN ULANG karena kondisi-kondisi tertentu.

Mari kita bayangkan sejenak, tatkala anda sedang mengajar lalu anda harus meninggalkan kelas hingga berakhir proses pembelajaran. Lalu apakah anda tetap mengajar dengan RENCANA (RPP) yg sudah anda buat selama 1 tahun/semester ?

Selanjutnya bagaimana model bisa tampak dalam kegiatan pembelajaran? Tentunya tidak harus semua sintaks tampak tertulis, atau dapat juga dituliskan tahapannya jika hal tersebut dianggap mempermudah.

Yang jelas jangan sampai RPP (daily action plan) hanya sekedar RENCANA tertulis sebagai pelengkap administrasi tanpa mampu dieksekusi karena dibuat langsung untuk keperluan SATU Semester.

Porsi terbesar dari Daily Action Plan mestinya diberikan kepada NOTE dan REFLECTION, jika RPP tersebut 1 lembar maka paling tidak 40-70% adalah bagia tersebut sebagai bentuk perbaikan proses pembelajaran (formatif assesment).

Lesson plan dengan Model Inquiry-Based 
by Teacher as Architect.

Nantikan tulisan selanjutnya tentang Action Plan berdasarkan pendekatan / model / karakteristik mata pelajarannya.
@fathur_kaltim

Related

MASIH PENTINGKAH SEKOLAH: MONTIR MOTOR LULUSAN SD RAKIT PESAWAT TERBANG

Haerul adalah warga kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan mendadak jadi tersohor dan viral lantaran kreativitasnya yang mampu merakit pesawat terbang jenis ultralight menggunakan mesin sepeda motor dan ...

EKSISTENSI INSTITUSI SEKOLAH : IJAZAH, KOMPETENSI DAN PROFESI DI ERA DISRUPSI

Beberapa waktu belakangan ini dunia pendidikan Indonesia kembali di hebohkan dengan pernyataan mas menteri pendidikan Nadiem Makarim, dimana beliau menyatakan bahwa “Saat ini Indonesia sedang memasuki...

SMAN BALI MANDARA : BERTRANSFORMASI DITENGAH KEMISKINAN !

“Sekolah kami merupakan sekolah berasrama yang 100 persen siswanya berasal dari keluarga tidak mampu. Saat penerimaan siswa baru, indikatornya bukan berdasarkan nilai akademik tapi berdasarkan kemiski...

Posting Komentar

  1. Agar pendidikan di Indonesia maju, sebaiknya daitarik kembali ke Pusat. Pendidikan jangan masuk dalam ranah Otoda.

    BalasHapus

emo-but-icon
:noprob:
:smile:
:shy:
:trope:
:sneered:
:happy:
:escort:
:rapt:
:love:
:heart:
:angry:
:hate:
:sad:
:sigh:
:disappointed:
:cry:
:fear:
:surprise:
:unbelieve:
:shit:
:like:
:dislike:
:clap:
:cuff:
:fist:
:ok:
:file:
:link:
:place:
:contact:

Follow us !

Hot in week

Hot in week

item